Sebagai orang tua, penting untuk memantau perkembangan kognitif anak. Tentunya ada banyak hal yang memiliki hubungan dengan perkembangan kognitif tersebut. Seperti salah satunya adalah matematika & perkembangan kognitif pada anak.
Sebab, keterampilan matematika seringkali dihubungkan dengan kemampuan berpikir atau kognitif. Anak yang andal pelajaran matematika akan dianggap cerdas atau pintar.
Apakah hal tersebut memang benar? Bagaimanakah hubungan antara matematika dengan kemampuan berpikir khususnya pada anak usia dini?
Silakan simak ulasan berikut untuk mendapatkan jawabannya.
Keterampilan Kognitif Pada Anak
Terdapat banyak keterampilan yang diperlukan oleh manusia. Mulai dari keterampilan berbahasa, mengelola emosi, memahami nilai etik, kemampuan fisik motorik, hingga keterampilan kognitif.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai pengaruh matematika dengan kecerdasan anak, mari pahami terlebih dahulu mengenai apa itu kognitif.
Piaget mendefinisikan keterampilan kognitif sebagai kemampuan untuk merasakan, mengingat, membuat alasan, dan berimajinasi. Sementara itu, Chaplin berpendapat bahwa kognitif merupakan konsep umum yang mencakup aktivitas mengenal, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.
Singkatnya, kognitif merupakan aktivitas mental ketika seseorang menggunakan akal pikirnya dalam memahami dan merumuskan sesuatu. Aktivitas ini sangat penting agar anak mampu melakukan identifikasi dan bertindak sesuai dengan kondisi dan asumsi yang tepat.
Setidaknya, terdapat 5 fungsi kognitif, yaitu:
1. Mengingat
Kemampuan kognitif berkaitan dengan seberapa mampu seorang anak dalam menyimpan informasi di dalam otaknya. Meski terkesan sederhana, namun diperlukan kefokusan agar informasi dapat tersimpan secara tepat.
Hal ini dapat terlihat ketika anak belajar berhitung. Ketika mereka menghitung angka dari satu sampai sepuluh, mereka perlu mengingat angka berapa setelah satu, dua, tiga, dan seterusnya.
2. Menaruh Perhatian
Fungsi kognitif menentukan kemampuan anak dalam menaruh kefokusan pada suatu hal. Fungsi ini terbagi menjadi dua, yaitu perhatian yang terbagi dan perhatian berkelanjutan.
Pada perhatian terbagi, menentukan kemampuan seseorang untuk fokus pada dua atau beberapa hal sekaligus. Sementara perhatian berkelanjutan menentukan seberapa lama seseorang dapat tetap fokus pada satu hal.
Kefokusan tersebut sangat terlihat ketika anak mengerjakan soal matematika. Dalam momen ini, anak harus mampu menaruh perhatian pada soal yang ada di depannya. Tanpa perhatian tersebut, ia tidak akan mampu memberikan jawaban yang tepat.
3. Bahasa
Keterampilan kognitif juga mencakup kemampuan berbahasa. Sebab, kemampuan seseorang dalam memahami makna dan maksud pada suatu “term” bergantung pada tingkat cara pikir. Sebab penggunaan “term” sangat erat kaitannya dengan konsep.
Contohnya ketika anak dalam memahami kata “penjumlahan” dan “pengurangan”. Cara mereka dalam memahami maksud dari kata tersebut sangat dipengaruhi dengan kemampuan berpikir. Terlebih pada konsep yang lebih sulit seperti “perkalian”, “pembagian”, hingga “pangkat”.
4. Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan memerlukan kemampuan menghubungkan data dan memprediksi sebab-akibat yang baik. Hal ini tentu tidak terlepas dari fungsi kognitif yang berpengaruh pada kecakapan seseorang dalam menganalisis informasi.
Misalnya ketika ia melihat permasalahan matematika “3 + 2 x 4 =”. Anak perlu mengambil keputusan operasi hitung mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Apakah 3 + 2 lalu hasilnya dikalikan 4, atau 2 x 4 baru hasilnya ditambahkan 3
5. Penyelesaian Masalah
Proses menemukan solusi membutuhkan keterampilan berpikir yang matang dan mendalam. Tanpa adanya keterampilan kognitif yang baik, seseorang akan kesulitan dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah.
Matematika & Perkembangan Kognitif
Setelah memahami tentang kognitif, pertanyaan selanjutnya adalah apa hubungan matematika dengan keterampilan ini?
Melalui pembelajaran yang tepat, ternyata matematika memiliki pengaruh langsung untuk mengembangkan fungsi-fungsi kognitif di atas.
1. Meningkatkan Daya Ingat
Pada dasarnya, matematika memaksa anak untuk menggunakan memori atau daya ingatnya dengan lebih baik. Bahkan dalam proses matematika dasar seperti berhitung 1 – 10 saja, anak perlu menggunakan daya ingat mereka.
Sebab, matematika merupakan pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan simbol.
Dalam Singapore Maths, kita mengenal dengan istilah CPA atau concrete, pictorial, abstract. Dalam konsep ini, anak akan belajar matematika melalui benda nyata terlebih dahulu. Selanjutnya benda nyata tersebut akan disimbolkan oleh gambar (pictorial).
Lebih lanjut lagi, gambar tersebut akan dijadikan simbol abstrak. Selanjutnya, anak-anak perlu mengingat simbol-simbol tersebut agar dapat mengerjakan permasalahan matematika.
Misalnya dalam memahami angka 1 – 10. Sebelum memahami simbol angka tersebut, anak akan memahaminya melalui benda nyata seperti stik ataupun balok. Barulah setelah itu mereka mulai memahaminya melalui gambar.
Setelah anak mahir berhitung dengan gambar tersebut, barulah anak diajarkan tentang simbol angka 1, 2, 3, dan seterusnya. Dengan begitu, anak-anak benar paham bahwa simbol angka memiliki arti dan makna di dalam kehidupan nyata.
2. Melatih Kemampuan Penalaran
Bukan hanya menajamkan daya ingat, namun matematika membantu anak menggunakan penalaran mereka. Tentunya hal ini perlu dilakukan dengan proses pembelajaran matematika yang tepat. Sebab, tidak sedikit proses belajar matematika hanya melalui hafalan tanpa bernalar.
Singapore Maths menjadi salah satu contoh pendekatan matematika yang menekankan pada penalaran. Sebab anak bukan hanya diminta untuk mengingat rumus dan menerima hasil tanpa mengetahui proses yang membentuknya.
Lebih daripada itu, Singapore Maths mengajarkan anak reasoning di balik setiap penyelesaian matematika. Contohnya seperti penggunaan Bar Method dalam menyelesaikan penjumlahan.
Anak bukan hanya memahami penjumlahan secara simbolik, namun juga memahami bahwa terjadi peningkatan nilai ketika melakukan penjumlahan. Tentunya hal ini akan membantu mereka menggunakan penalaran untuk memahami matematika.
3. Melatih Kemampuan Pemecahan Masalah
Dalam belajar matematika, anak akan sering bertemu masalah. Mulai dari masalah sederhana seperti penjumlahan atau pengurangan angka, hingga persoalan yang lebih kompleks. Hal ini dapat menjadi sarana latihan anak untuk menyelesaikan masalah di dunia nyata.
Terlebih jika anak belajar matematika menggunakan perangkat hands-on. Anak bukan hanya akan menyelesaikan persoalan matematika dalam lingkup konseptual, namun juga lingkup empirik atau nyata.
Dengan menyelesaikan masalah matematika tersebut, anak akan terbiasa melakukan berpikir logis untuk mencari solusi. Proses ini penting agar ketika bertemu dengan masalah di kehidupan nyata, ia juga mengandalkan pemikiran logis sebagai upaya untuk mencari solusi.
Kesimpulan
Tidak salah jika banyak orang berpendapat bahwa terdapat hubungan positif antara matematika dan kepintaran anak. Sebab memang matematika secara langsung melatih anak untuk mampu menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menaruh perhatian lebih pada pelajaran matematika untuk anak khususnya di tingkat usia dini. Dengan begitu, anak dapat melatih kemampuan kognitif mereka dari usia sedini mungkin.
Tentunya parent perlu memilih program matematika terbaik untuk mendapatkan hasil optimal.
ALFA and Friends Maths menawarkan pembelajaran matematika berbasis Singapore Maths dan menggunakan perangkat hands-on. Dengan begitu, anak-anak bukan hanya belajar konsep matematika melalui hafalan, namun juga akan mendapatkan manfaat matematika secara menyeluruh.
Jika Anda sedang mencari program matematika yang bermanfaat bagi perkembangan kognitif anak, maka ALFA and Friends Maths merupakan pilihan tepat. Langsung saja klik link berikut untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang program matematika di ALFA and Friends Centre.
